Biografi Soekarno, Presiden Pertama Indonesia
Akhir Jabatan Soekarno Sebagai Presiden
Dan pada tahun 1960an pergolakan politik yang amat hebat terjadi di Indonesia, penyebab utamanya adalah adanya pemberontakan besar oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) yang di kenal dengan sebutan G30-S/PKI di mana dari peristiwa ini kemudian membuat akhir cerita dari pemerintahan Presiden Soekarno dan juga orde lama berakhir.
Hal ini di tandai dengan adanya “Supersemar” atau Surat Perintah Sebelas Maret di tahun 1966 yang terkenal dan masih menjadi kontroversi sejarah sebab naskah aslinya tidak di ketahui keberadaannya sampai sekarang.
Supersemar di keluarkan oleh Presiden Soekarno dan berisi himbauan dari Presiden ke Soeharto agar bisa mengendalikan Keamanan dan juga ketertiban negara yang ketika itu sedang kacau dan juga berisi mandat pemindahan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto yang kelak menjadikan Soeharto sebagai Presiden yang baru bagi bangsa Indonesia.
Di ketahui dalam biografi Soekarno, Setelah jabatannya sebagai Presiden berakhir di tandai dengan di angkatnya Soeharto sebagai Presiden, ayah dari Megawati Soekarnoputri ini banyak menghabiskan waktunya di istana Bogor.
Lama-kelamaan kesehatannya terus menerus menurun sehingga ia mendapat perawatan oleh tim dokter kepresidenan hingga tepatnya pada tanggal 21 Juni 1970, Pria yang di kenal sebagai proklamator dan presiden pertama Indonesia ini menghembuskan nafas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Akhir Tragis Kematian Soekarno
Kepergian sang Proklamator sekaligus Bapak Bangsa Indonesia ke pangkuan Yang Maha Kuasa menyisakan luka yang dalam bagi rakyat Indonesia pada waktu itu. Jenazah dari bung Karno kemudian di bawa di Wisma Yaso, Jakarta setelah itu jenazahnya kemudian di bawa ke Blitar, Jawa Timur untuk di kebumikan dekat dengan makam ibunya Ida Ayu Nyoman Rai.
Gelar “Pahlawan Proklamasi” di berikan oleh pemerintah karena jasa-jasanya kepada bangsa Indonesia. Kisah perjuangan Bung Karno kemudian di angkat ke dalam layar lebar yang berjudul “Soekarno : Indonesia Merdeka” yang di garap oleh sutradara terkenal Hanung Bramantio di mana Ario Bayu berperan sebagai Tokoh Soekarno, Inggit yang di perankan oleh Maudy Koesnaedi dan Fatmawati yang di perankan oleh Tika Bravani.
Di Wisma Yaso di Jln gatot Subroto ia di tahan sehingga ketika sakit ia tidak bisa kemana-mana sehingga penahanan inilah yang kemudian membuat ia menderita lahir dan batin, keluarganya pun tidak di perbolehkan secara bebas untuk menjenguk Putera Sang Fajar .
Ketika sakit, banyak resep obat yang tidak dapat di tukar dengan obat di mana resep itu di berikan oleh dr. Mahar Mardjono yang memimpin tim dokter ketika itu. Sehingga banyak tumpukan resep ketika itu di meja penahanan Ir. Soekarno. resep tersebut di biarkan saja dan tidak pernah di tukarkan dengan obat.
Banyak yang mengatakan penguasa yang baru memang sengaja membiarkan soekarno sakit dan makin parah sehingga mempercepat kematiannya. Alat-alat kesehatan yang berasal dari Cina untuk menyembuhkannya di tolak oleh Presiden Soeharto ketika itu. Rachmawati Soekarnoputri menuturkan bahkan sekedar menebus obat sakit gigi pun harus seizin presiden Soeharto.
Sosok Soekarno di Bangkok?
Anda hobi traveling dan sedang berada di Bangkok, Thailand. Cobalah untuk berkunjung ke Museum Madame Tussauds di sana terdapat Patung lilin Soekarno. Patung yang terbuat dari lilin tersebut di buat menyerupai sosok Presiden pertama Indonesia ini.
Patung ini di buat sebagai salah satu bentuk penghormatan oleh mus Madame Tussauds kepada Presiden Soekarno. Beliau sebagai salah satu Proklamator dan sebagai Bapak Bangsa Indonesia. Serta peranan Soekarno bagi dunia internasional selama menjabat sebagai Presiden Indonesia.
sumber : biografiku.com
