Biografi Soekarno, Presiden Pertama Indonesia

waktu baca 13 menit

bikinseru.com | Ir Soekarno di kenal sebagai salah satu proklamator dan pahlawan paling terkenal di Indonesia. Bersama dengan Moh. Hatta, mereka berdua di kenal sebagai pendiri atau founding father Republik Indonesia. Ia sangat berperan penting dalam sejarah bangsa Indonesia khususnya mengantarkan Indonesia meraih kemerdekaan.

Soekarno di kenal sebagai Presiden Pertama Indonesia. Ia yang juga di kenal sebagai orator ulung serta pencetus dari Pancasila. Yang kemudian menjadi ideologi Bangsa Indonesia hingga saat ini. Lantas bagaimana perjalanan dan kisah hidup dari Soekarno? Berikut kisahnya.

Biografi Soekarno

Ir Soekarno di lahirkan di Surabaya tepatnya pada tanggal 6 Juni 1901. Saat lahir ayahnya memberi nama Koesno Sosrodihardjo. Namun berjalan beberapa bulan, Koesno sering sakit-sakitan. Ayahnya kemudian mengganti nama anaknya menjadi Soekarno.

Nama Karno terisnpirasi dari tokoh pahlawan dalam perang Bharatayudha yang bernama ‘Karna’. Menurut masyarakat, jika anak sering sakit-sakitan maka nama yang ia emban sangat berat hingga perlu di ganti.

Mengenai latar belakang keluarganya, Ayah Soekarno di kenal bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo. Ia merupakan bangsawan dan seorang guru sekolah pribumi di Bali. Sementara Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai, ia di ketahui merupakan anak bangsawan Bali yang beragama Hindu.

Kedua orang tua Soekarno bertemu di Bali saat ayahnya menjadi guru di sana. Dari pernikahan ini, Raden Soekemi dan Ida Ayu Nyoman Rai memiliki anak perempuan bernama Soekemi yang merupakan kakak perempuan Soekarno.

Masa Kecil

Sejak lahir, keluarganya menetap di Blitar. Namun ketika Soekarno masih kecil, orang tuanya mengirim anaknya untuk tinggal bersama kakeknya. Kakek beliau yang bernama Raden Hardjokromo di Tulungagung, Jawa Timur.

Ia sempat mengenyam pendidikan di Tulungagung, namun tak sampai selesai. Hal ini karena ia mengikuti orang tuanya pindah ke Mojokerto. Di Mojokerto, ia kemudian di sekolahkan di Eerste Inlandse School di mana ayahnya juga bekerja di situ sebagai guru.

Masa Remaja Soekarno

Namun ia di pindahkan tahun 1911 ke ELS (Europeesche Lagere School) yang setingkat sekolah dasar. Dan untuk di persiapkan masuk di HBS (Hogere Burger School) di Surabaya. Setelah tamat dan bersekolah di HBS tahun 1915, Soekarno kemudian tinggal di rumah HOS Cokroaminoto yang merupakan kawan dari ayahnya.

H.O.S Cokroaminoto di kenal sebagai pendiri dari Serikat Islam (SI). Di rumah Cokroaminoto lah ia berkenalan dengan para pemimpin Sarekat Islam (SI) seperti Haji Agus Salim dan Abdul Muis.

Soekarno, Kartosuwiryo dan Muso

Dalam Biografi Soekarno yang banyak di tulis, Di rumah HOS Cokroaminoto, Soekarno akrab dengan Muso, Alimin, Darsono dan Semaun. Mereka bertiga kelak di kenal sebagai tokoh berhaluan komunis yang memimpin pemberontakan PKI di Madiun.

Selain itu Soekarno juga berteman akrab dengan Kartosuwiryo yang kelak mendirikan Darul Islam dan memimpin pemberontakan melawannya saat menjadi Presiden.

Meskipun pada akhirnya ia sendiri yang menandatangani persetujuan eksekusi mati terhadap Kartosuwiryo yang menjadi sahabatnya ketika masih muda.

Mereka bersama-sama tinggal di rumah H.O.S Cokroaminoto untuk menimba ilmu dan belajar berorganisasi melalui Sarekat Islam (SI). Di sini jiwa nasionalismenya akan bangsa Indonesia menjadi sangat besar.

Ia juga sempat ikut dalam organisasi pemuda tahun 1918 yang bernama Tri Koro Darmo. Dan kemudian organisasi ini berubah nama menjadi Jong Java. Ia bahkan aktif sebagai penulis di koran harian bernama Oetoesan Hindia yang di kelola oleh Cokroaminoto.

Di rumah Cokroaminoto, Soekarno muda mulai belajar berpolitik dan juga belajar berpidato. Meskipun cenderung ia lakukan sendiri di depan cermin di kamarnya. Di sekolahnya yaitu Hoogere Burger School atau HBS, Ia mendapat banyak ilmu pengetahuan

Pernikahan Pertama

Pada tahun 1921 setelah lulus dari Hoogere Burger School atau HBS, Ia kemudian pindah ke Bandung dan tinggal di rumah Haji Sanusi. Di sini Ia kemudian akrab dengan Douwes Dekker, Tjiptomangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara.

Ia kemudian masuk ke Technische Hoogeschool (THS) jurusan teknik sipil. Technische Hoogeschool (THS) kelak berubah menjadi ITB (Institut Teknologi Bandung) seperti sekarang.

Di tahun yang sama yakni 1921, Soekarno menikah dengan Siti Oetari anak sulung dari H.O.S Cokroaminoto. Ia sempat berhenti kuliah setelah dua bulan masuk di THS.

Namun di tahun 1922 ia mendaftar lagi dan mulai kuliah lagi di THS. Beliau lulus pada tanggal 25 Mei 1926 dengan gelar Ir (Insinyur) yang kemudian akrab dipanggil dengan nama Ir Soekarno.

Tamat dari THS, Ia mendirikan Biro Insinyur tahun 1926 bersama Ir. Anwari yang mengerjakan desain dan rancang bangunan. Ia juga bekerja sama dengan Ir. Rooseno merancang dan membangun rumah.

Selama di Bandung, Ia mendirikan Algemeene Studie Club (ASC). ASC ini kemudian menjadi cikal bakal dari Partai Nasional Indonesia yang berdiri pada tanggal 4 Juli 1927.

Di sini ia kemudian mulai mengamalkan ajaran Marhaenisme. Tujuan dari pembentukan partai Nasional Indonesia adalah agar bangsa Indonesia bisa merdeka dan terlepas dari Jajahan Belanda.

Di penjara Oleh Pemerintah Kolonial


Dari keberanian Soekarno ini kemudian pemerintah kolonial Belanda menangkapnya di Yogyakarta dan memasukkannya ke penjara Banceuy di Bandung. Kemudian tahun 1930, ia di pindahkan ke penjara Suka Miskin.

Dalam penjara ini kebutuhan hidupnya semua berasal dari istrinya yang setia menemaninya yaitu Inggit Ganarsih yang menikah dengan Soekarno pada tahun 1923. Di mana sebelumnya ia telah menceraikan Siti Oetari secara baik-baik pada saat masih di Bandung.

Inggit yang juga di bantu oleh kakak Soekarno bernama Sukarmini sering membawakan makanan kepadanya di penjara Suka Miskin, hal itulah yang kemudian membuat pengawasan di penjara Suka Miskin makin di perketat.

Dari beberapa sumber yang menulis biografi Presiden Soekarno, di ketahui bahwa ia memang di kenal belanda sebagai seorang tahanan yang mampu menghasut orang lain agar berpikir untuk merdeka sehingga ia kemudian di anggap cukup berbahaya.

Beliau kemudian di isolasi dengan tahanan elit tujuannya agar tidak bisa mendapatkan informasi yang berasal dari luar penjara. Tahanan elit ini sebagian besar merupakan warga Belanda yang mempunyai kasus seperti penggelapan, korupsi dan juga penyelewengan.

Inilah yang menjadi tujuan Belanda agar topik pembicaraan mengenai bagaimana caranya untuk memerdekakan Indonesia tidak sesuai karena rata-rata tahanan elit yang bersamanya adalah orang Belanda.

Topik yang biasa ia dengar sama sekali tidak penting seperti soal makanan dalam penjara dan juga cuaca. Selama berbulan-bulan di Suka Miskin mengakibatkan Soekarno putus komunikasi dengan teman-teman seperjuangannya, namun itu bukanlah hal yang sulit baginya untuk mendapatkan informasi dari luar.

Ide Baru dalam Berkomunikasi

Akhirnya Soekarno menemukan ide baru, di mana ia menggunakan telur sebagai media untuk berkomunikasi dengan istrinya. Jika temannya mengalami musibah atau mendapat kabar buruk maka telur yang di bawa oleh istrinya adalah telur asin, itupun beliau hanya dapat menduga-duga sebab ia tidak tahu secara pasti apa yang terjadi di luar sana.

Untuk berbicara dengan Inggit, Ia di awasi secara ketat dan juga barang bawaan yang di bawa oleh inggit dari luar penjara selalu di periksa secara teliti.

Kemudian Soekarno dan inggit akhirnya menemukan cara yang di anggapnya paling mudah dalam berkomunikasi agar tidak di ketahui oleh Belanda yakni dengan media yang sama sebelumnya yaitu Telur di mana cara yang di gunakan sedikit berbeda yaitu dengan menusuk jarum ke telur.

Jika satu tusukan pada telur berarti kabar baik, jika tusukan sebanyak dua kali pada telur artinya seorang temannya tertangkap namun jika terdapat tiga tusukan berarti aktivis kemerdekaan yang di tangkap cukup besar.

Selama berada di penjara, orang tuanya tidak pernah sekalipun mengunjunginya alasannya adalah orang tuanya tidak sanggup melihat anaknya di penjara.

Dalam penjara, ia terlihat kurus dan hitam. Karena itulah yang menurut ibu Wardoyo sehingga orang tuanya tidak mau menjenguknya

Soekarno dan Pembelaan “Indonesia Menggugat”

Dalam sejarah presiden Soekarno, di ketahui bahwa kasusnya di sidangkan oleh Belanda melalui pengadilan Landraad di Bandung, ketika sudah delapan bulan berlalu yaitu pada tanggal 18 Desember 1930.

Soekarno dalam pembelaanya membuat judul bernama “Indonesia Menggugat” yang terkenal. Di mana ia mengungkapkan bahwa bangsa Belanda sebagai bangsa yang serakah yang telah menindas dan merampas kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Dari pembelaannya itu kemudian sehingga membuat Belanda semakin marah sehingga PNI bentukannya di bubarkan pada bulan Juli 1930.

Setelah keluar dari penjara bulan desember 1931, Ia kemudian bergabung dengan Partindo tahun 1932 karena ia sudah tidak memiliki partai lagi dan ia kemudian di daulat sebagai pemimpin Partindo namun ia kembali di tangkap oleh Belanda dan kemudian di asingkan ke Flores.

Pada tahun 1938, ia kemudian di buang ke Bengkulu, di sini Soekarno bertemu dengan Mohammad Hatta yang akan menjadi teman seperjuangannya yang kemudian keduanya akan memproklamasikan Kemerdekaan bangsa Indonesia.

Di Bengkulu juga ia kemudian berkenalan dengan Fatmawati yang kelak menjadi istrinya dan ibu negara pertama. Fatmawati merupakan putri dari Hassan Din yang mengajaknya untuk mengajar di Sekolah Muhammadiyah di Bengkulu.

Tahun 1942, kekuasaan Belanda di Indonesia berakhir setelah Jepang masuk menyerbu Indonesia. Soekarno yang sempat akan di pindahkan oleh Belanda ke Australia namun gagal setelah di cegat oleh Jepang.

Ia kemudian kembali ke Jakarta. Jepang kemudian memanfaatkannya berserta pemimpin Indonesia lainnya untuk menarik hati penduduk Indonesia.

Soekarno dan Jepang

Dalam Biografi Soekarno di ketahui bahwa Jepang berjanji memberikan kemerdekaan bagi Indonesia. Jepang bahkan menunjuknya untuk memimpin tim persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu BPUPKI dan PPKI.

Karena itu juga ia bahkan sempat terbang ke Jepang untuk bertemu dengan Kaisar Hirohito. ia terus menerus melakukan pendekatan dan kerjasama dengan Jepang dengan tujuan agar Indonesia segera di beri kemerdekaan.

Segala persiapan untuk kemerdekaan Indonesia di lakukan oleh Soekarno seperti merumuskan Pancasila dan UUD 45 sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia. Ia juga ikut dalam perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia bersama Mohammad Hatta dan Achmad Soebardjo.

Sebelum mengumumkan kemerdekaan Indonesia pada bulan agustus 1945, Soekarno bersama Mohammad Hatta bersama pemimpin Indonesia yang lainnya terbang ke Dalat, Vietnam.

Di sana mereka menemui pimpinan tertinggi kekaisaran Jepang di Asia Tenggara yaitu Marsekal Terauchi. Menjelang proklamasi kemerdekaan, terdapat perbedaan pandangan antara golongan tua dan golongan tua.

Peristiwa Rengasdengklok

Penyebab terjadinya peristiwan Rengasdengklok karena pada awalnya, Golongan Tua menghendaki agar kemerdekaan Indonesia di persiapkan secara matang dan golongan muda menghendaki agar kemerdekaan Indonesia di proklamasikan secepatnya.

Hal inilah yang kemudian membuat golongan muda melakukan penculikan terhadap Soekarno dan Mohammad Hatta pada tanggal 16 agustus 1945.

Keduanya kemudian di bawa ke daerah Rengasdengklok dengan tujuan agar segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan menjauhkannya dari pengaruh Jepang. Peristiwa penculikan ini kemudian di kenal dengan nama Peristiwa Rengasdengklok.

Mengetahui keduanya di bawa ke Rengasdengklok membuat Ahmad Soebardjo kemudian menjemputnya di sana. Sutan Syahrir yang di kenal sering berseberangan pendapat marah mendengar para golongan muda menculik kedua tokoh proklamator ini menyuruh mereka membwanya kembali ke Jakarta.

Tiba di Jakarta, Soekarno dan Muhammad Hatta beserta pemimpin lainnya bertemu dengan Laksamana Maeda di rumahnya di Jl. Imam Bonjol.

Laksamana Maeda kemudian menjamin keselamatannya dan para pemimpin lain dan mempersilahkan Soerkarno dan Muhammad untuk merumuskan teks proklamasi kemerdekaan.

Bersama dengan Ahmad Soebardjo mereka bertiga merumuskan teks proklamasi kemerdekaan yang kemudian di ketik ulang oleh Sayuti Melik.

Presiden Pertama Indonesia

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Juga Moh Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang di mana pada tanggal tersebut juga di peringati sebagai Hari kemerdekaan bangsa Indonesia di mana pancasila kemudian di bentuk oleh sebagai dasar dari negara Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan inilah yang kemudian membawa Soekarno bersama dengan Mohammad Hatta di angkat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia dalam sejarah bangsa Indonesia.

Di luar sosoknya sebagai Bapak bangsa Indonesia, tidak banyak yang tahu jika prolamator ini pernah menikah sebanyak sembilan kali, kharisma yang luar biasa di miliki oleh Putera sang Fajar ini melalui penuturan orang-orang yang dekat dengannya.

Indonesia Dalam Pemerintahan Presiden Soekarno

Selama pemerintahan Presiden Soekarno, Indonesia sebagai negara baru ketika itu bertahan dari berbagai permasalahan yang kerap menggoyahkan stabilitas negara Indonesia. Pertama kali dengan agresi militer yang di lakukan oleh Belanda yang kembali menjajah Indonesia setelah Jepang menyerah.

Kemudian muncul pemberontakan PKI yang di pimpin oleh Muso (kawan lama Soekarno) dan Amir Syarifudin. Pemberontakan Permesta, Pemberontakan Republik Maluku, Pemberontakan APRA oleh Westeling, dan pemberontakan Darul Islam atau DI / TII oleh Kartosuwiryo yang merupakan kawannya sendiri ketika Soekarno masih muda. Meskipun banyak di landa masalah pada awal-awal lahirnya negara, di bawah pemerintahannya, Indonesia mulai terkenal di mata Internasional.

Banyak pemimpin dunia seperti John F. Kennedy yang merupakan presiden Amerika ketika itu dan Fidel Castro yaitu presiden Kuba dan pemimpin negara lain menaruh hormat pada Presiden Soekarno.

Indonesia ketika itu di kenal sebagai negara non blok, dan sempat berhubungan erat dengan Rusia dan di tandai dengan pembelian senjata untuk pertahanan secara besar-besaran dari Rusia dan juga untuk melawan Belanda ketika sedang melakukan upaya pembebasan Irian Barat.

Selain itu Indonesia melalui presiden Soekarno membentuk poros Jakarta-Beijing-Moskow yang membuat konfrontasi dengan blok barat semakin tinggi.

Hal ini juga membuat Indonesia semakin berhaluan kiri di tandai dengan semakin berkembangnya komunis ketika itu di mana muncul istilah ‘NASAKOM’ yang di cetuskan oleh Presiden Soekarno.

Indonesia bahkan sempat berganti sistem pemerintahan dari sistem parlementer menjadi presidensil dari tahun 1945 hingga 1960an.

Akhir Jabatan Soekarno Sebagai Presiden

Dan pada tahun 1960an pergolakan politik yang amat hebat terjadi di Indonesia, penyebab utamanya adalah adanya pemberontakan besar oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) yang di kenal dengan sebutan G30-S/PKI di mana dari peristiwa ini kemudian membuat akhir cerita dari pemerintahan Presiden Soekarno dan juga orde lama berakhir.

Hal ini di tandai dengan adanya “Supersemar” atau Surat Perintah Sebelas Maret di tahun 1966 yang terkenal dan masih menjadi kontroversi sejarah sebab naskah aslinya tidak di ketahui keberadaannya sampai sekarang.

Supersemar di keluarkan oleh Presiden Soekarno dan berisi himbauan dari Presiden ke Soeharto agar bisa mengendalikan Keamanan dan juga ketertiban negara yang ketika itu sedang kacau dan juga berisi mandat pemindahan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto yang kelak menjadikan Soeharto sebagai Presiden yang baru bagi bangsa Indonesia.

Di ketahui dalam biografi Soekarno, Setelah jabatannya sebagai Presiden berakhir di tandai dengan di angkatnya Soeharto sebagai Presiden, ayah dari Megawati Soekarnoputri ini banyak menghabiskan waktunya di istana Bogor.

Lama-kelamaan kesehatannya terus menerus menurun sehingga ia mendapat perawatan oleh tim dokter kepresidenan hingga tepatnya pada tanggal 21 Juni 1970, Pria yang di kenal sebagai proklamator dan presiden pertama Indonesia ini menghembuskan nafas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Akhir Tragis Kematian Soekarno

Kepergian sang Proklamator sekaligus Bapak Bangsa Indonesia ke pangkuan Yang Maha Kuasa menyisakan luka yang dalam bagi rakyat Indonesia pada waktu itu. Jenazah dari bung Karno kemudian di bawa di Wisma Yaso, Jakarta setelah itu jenazahnya kemudian di bawa ke Blitar, Jawa Timur untuk di kebumikan dekat dengan makam ibunya Ida Ayu Nyoman Rai.

Gelar “Pahlawan Proklamasi” di berikan oleh pemerintah karena jasa-jasanya kepada bangsa Indonesia. Kisah perjuangan Bung Karno kemudian di angkat ke dalam layar lebar yang berjudul “Soekarno : Indonesia Merdeka” yang di garap oleh sutradara terkenal Hanung Bramantio di mana Ario Bayu berperan sebagai Tokoh Soekarno, Inggit yang di perankan oleh Maudy Koesnaedi dan Fatmawati yang di perankan oleh Tika Bravani.

Di Wisma Yaso di Jln gatot Subroto ia di tahan sehingga ketika sakit ia tidak bisa kemana-mana sehingga penahanan inilah yang kemudian membuat ia menderita lahir dan batin, keluarganya pun tidak di perbolehkan secara bebas untuk menjenguk Putera Sang Fajar .

Ketika sakit, banyak resep obat yang tidak dapat di tukar dengan obat di mana resep itu di berikan oleh dr. Mahar Mardjono yang memimpin tim dokter ketika itu. Sehingga banyak tumpukan resep ketika itu di meja penahanan Ir. Soekarno. resep tersebut di biarkan saja dan tidak pernah di tukarkan dengan obat.

Banyak yang mengatakan penguasa yang baru memang sengaja membiarkan soekarno sakit dan makin parah sehingga mempercepat kematiannya. Alat-alat kesehatan yang berasal dari Cina untuk menyembuhkannya di tolak oleh Presiden Soeharto ketika itu. Rachmawati Soekarnoputri menuturkan bahkan sekedar menebus obat sakit gigi pun  harus seizin presiden Soeharto.

Sosok Soekarno di Bangkok?

Anda hobi traveling dan sedang berada di Bangkok, Thailand. Cobalah untuk berkunjung ke Museum Madame Tussauds di sana terdapat Patung lilin Soekarno. Patung yang terbuat dari lilin tersebut di buat menyerupai sosok Presiden pertama Indonesia ini.

Patung ini di buat sebagai salah satu bentuk penghormatan oleh mus Madame Tussauds kepada Presiden Soekarno. Beliau sebagai salah satu Proklamator dan sebagai Bapak Bangsa Indonesia. Serta peranan Soekarno bagi dunia internasional selama menjabat sebagai Presiden Indonesia.

sumber : biografiku.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *